Goes to Pahawang (2) : Snorkeling Terus Sampe Mampus!

DSC_1143.JPG
Selamat Datang Pulau Pahawang

Kamis, 27 Januari 2016

Pukul 07.30 WIB kereta kami tiba di stasiun Tanjung Karang, dilanjutkan menaiki mobil yang telah disewa menuju warung di pinggir jalan kota Bandar Lampung, breakfast. Sewa mobil untuk 2 hari, pergi dan pulang, 27 & 29 Januari 2016 adalah 500.000 IDR per mobil. Kami menyewa 2 mobil, satu mobil Avanza dan satu mobil Kijang. Satu mobil memuat 7 orang ditambah 1 driver. So, estimasi biaya sewa mobil untuk 1 orang berarti 72.000 IDR.

Tugu_Siger
Siger, lambang Lampung nan feminim

Usai mengisi perut, kami melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Ketapang. Tidak seperti Palembang, jalan raya di Lampung tidaklah macet, begitu lengang dan tertib meskipun banyak jalan yang berbukit. Sepanjang perjalanan kami sering menjumpai bangunan Siger, mahkota pengantin wanita Lampung yang berbentuk segitiga, berwarna emas dan biasanya memiliki lekuk berjumlah tujuh atau sembilan yang menjadi simbol daerah ini.

DSC_1052.JPG
Pelabuhan Ketapang yang menantang
DCIM100MEDIA
Kami siap! Kami siap! Kami siap!

Sekitar pukul 09.27 WIB, tibalah kami di pelabuhan Ketapang. Birunya air laut, indahnya gugusan pulau seberang, deretan perahu motor bercadik yang tertambat rapi di dermaga, ditambah sejuknya hembusan angin laut serta terpaan pelan ombak menerjang, seakan-akan menyambut kedatangan kami dengan hati yang senang.

DSC_1062.JPG
Semua personil udah naik perahu motor bercadik | Eh, aku kan belum naik, tunggu dedek bang!

Atmosfer petualangan mulai terasa ketika seluruh personil ganti baju dan mengambil peralatan snorkeling yang telah disewa. Biaya sewa peralatan snorkeling lengkap dengan baju pelambung sebesar 80.000 IDR per orang. Kami sewa dua hari, berarti budget yang dikeluarkan sebesar yah itung sendiri, hahahah. Ok next, lalu kami bergegas naik perahu motor bercadik bertuliskan Bali Nusantara dengan kibaran bendara merah-putih di atasnya.

DSC_1068.JPG
Yak, pelampung udah dipakai
DSC_1071.JPG
Menuju Cukuh Bedil
BPRO0031.jpg
Sementara di muka perahu motor | Gimana kami kece gak?

Mesin perahu motor telah dihidupkan, tanda bahwa kami siap memulai petualangan hari ini. Sebelum check in di penginapan, kami terlebih dahulu snorkeling di Cukuh Bedil. Dari atas perahu terlihat terumbu karang beserta temannya. Mereka seolah-olah memanggil kami untuk segera menyelam. Ada rasa sedikit canggung saat pertama kali menceburkan diri ke laut. Masih banyak juga di antara kami yang pakai pelampung. Okay,aku rasa ini baru pemanasan.

BPRO0086.jpg
Hayo, aku yang mana?
BPRO0102.jpg
Tama aut Pahawang, huruf N dan L nya entah kemana

Selesai snorkeling di Cukuh Bedil, aktivitas selanjutnya adalah hunting foto dan main-main di pantai Pulau Kelagian Unik. Subhanallah, alangkah indah ciptaan-Mu. Gradasi antara warna biru tua, biru muda, hijau toska dan putihnya pasir pantai sangat memanjakan mata kami. Ingin rasanya kupindahkan saja pantai ini ke Palembang yang haus akan tempat wisata. Tapi itu tidak mungkin.

DSC_1118.JPG
Penampakan bibir pantai Pulau Kelagian Unik
DSC_1116.JPG
Selamat Datang di Pulau Kelagian Unik
DSC_1106
Ya Allah, wong Arab lagi galau nah 😀

Perjalanan kami lanjutkan menuju perairan Pahawang Kecil. Kami berkenalan dengan sang pengemudi perahu, namanya bang Bahri, umurnya 30 tahunan. Satunya lagi Kiki, umurnya  baru belasan tahun. Bisa dibilang si Kiki ini adalah asistennya bang Bahri. Beberapa menit kemudian, kami tiba di spot snorkeling berikutnya. Semua tampak antusias untuk menyelam sampai ke dasar. Di spot ini terdapat tulisan besar ‘Pulau Pahawang Wisataku’ di antara terumbu karang dan ikan-ikan laut yang saling berkejar-kejaran. Sudah dipastikan kami semua berlomba-lomba untuk mendapatkan foto di tempat ini dengan kamera kedap air milik Hengku dan Ican.  Setelah asyik snorkeling, perjalanan dilanjutkan ke Pulau Pahawang Besar.

BPRO0206.jpg
Pulau Pahawang Wisataku

Nyiur daun kelapa melambai, garis pantai putih panjang dan tulisan besar Selamat Datang Pulau Pahawang di ujung dermaga adalah kesan pertama kami saat menginjakan kaki di pulau ini. Kami segera menuju villa yang letaknya sangat strategis, dekat dengan bibir pantai dan dermaga.  Villanya besar, memiliki empat kamar tidur, empat toilet dan tempat rehat yang cukup luas. Biaya menginap di Villa ini adalah 1.000.000 IDR per malam. Kami  menginap 2 malam, jadi biaya untuk per orang adalah 2.000.000 IDR : 14 orang yakni 143.000 IDR. Usai mandi  dan ganti baju, kami lalu menyantap makan siang dengan menu yang menggugah selera. Kegiatan berikutnya adalah sholat zuhur dan istirahat.

DSC_1202
Selamat Datang Pulau Pahawang
DSC_1144.JPG
Dermaga Pulau Pahawang Besar
DSC_1204.JPG
Nah, ini villa kami. Katanya sih villa paling mahal di Pulau Ini
DSC_1209.JPG
Gak usah khawatir soal ibadah, tuh ada Mushola di belakang penginapan

Mata ini tak sanggup lagi menahan kantuk hingga akhirnya kami tertidur lelap hingga azan ashar berkumandang. Selesai sholat, kami kembali snorkeling di perairan Pahawang kecil. Kami semua  bertekad untuk membentangkan spanduk yang bertuliskan Goes to Pahawang Island.

DSC_1216.JPG
Siap untuk snorkeling di sore hari
BPRO0406.jpg
Snorkeling terus sampe mampus
BPRO0511.jpg
Cukup sediakan makanan ikan, lalu mereka akan mendekat,termasuk belut listrik 😀

Saat Snorkeling, tiba-tiba Iqbal teriak ada belut listrik di dasar laut. Mulanya semua orang  gak percaya, tetapi beberapa menit kemudian saya juga melihat belut listrik tersebut sedang memangsa ikan disekitarnya. Saya teriak kencang. Dengan cekatan, sebagian dari kami berenang cepat ke perahu motor karena takut tersengat belut listrik. Setelah kondisi stabil dan rasa takut yang menghantui kami lenyap, kami segera mengatur strategi untuk membentangkan spanduk tersebut di bawah laut.  Berkali-kali mencoba dan akhirnya tim free diving dadakan berhasil membentang spanduk kebanggaan tersebut. Horrreee!!!

DSC_1228.JPG

Senja membungkus pulau, akhirnya kami kembali ke villa dengan perasaan riang gembira.

P_20160128_191234.jpg
Bakar-bakar dulu
DSC_0223.JPG
Selamat makan malam semua *cheers*

Kegiatan malam diisi dengan barbaque-an ikan Kerapuh dengan berat 2 kg, daging ayam, daging sapi dan cumi-cumi. Semua tampak lahap menyantap hidangan malam ini. Setelah makan malam, sebagian dari kami ada yang main gaplek, nonton tv, dan bekelakar hingga larut malam. Dan pastinya, ibadah sholat Maghrib maupun Isya gak boleh ditinggalkan. Di belahan bumi manapun kita berada, dalam kondisi apapun, entah itu sedang besenang-senang atau pun bersedih hati, kita harus setia bermunajat kepada-Nya. Nikmat ini gak ada jikalau bukan Tuhan yang memberi-Nya. Selamat malam kepulauan Pahawang, secuil surga tersembunyi di selatan pulau Sumatera.

DSC_0226.JPG
Selamat malam Pulau Pahawang

*bersambung*

32 pemikiran pada “Goes to Pahawang (2) : Snorkeling Terus Sampe Mampus!

    1. Dibandingkan dengan Lombok, baguslah Lampung kalo untuk snorkeling gan. Di Lampung byk bgt spot snorkelingnya. Postinganku ini pun masih berlanjut di hari berikutnya. Dan lagi-lagi snorkeling 😀

      Suka

  1. Masya Allah, baru tau mas di Lampung ada spot snorkeling yg bagus seperti ini.
    Paling banter klw ke lampung ke kiluan atau krakatau.
    Ini di kabupaten pesisir bukan ya?

    I wish I’ll be there.

    Suka

    1. Iya mas, keren bgt lah spot2 snorkeling di kepulauan Pahawang. Arusnya tenang dan dangkal lautnya. Pahawang terletak di Kabupaten Pasawaran mas. Lagi hitz bgt wisata kepulauan Pahawang mas 😀

      Suka

  2. Buat solo traveler agaknya kudu pinter bergaul ya biar dapat cost sharing 🙂
    kebetulan nih bro lagi ada rencana ke pahawang, cuma ya itu kayanya kudu rame2 ya

    Suka

  3. kalau ke lampung jangan lupa ke kiluan eco-tourism dolphin (lumba-lumba) di habitat aslinya..!!!!

    yang minat hubungi: 082280030090

    atau cek Instagram: @TelukKiluanLampung

    Suka

Tinggalkan komentar