5 Pempek Anti Mainstream Yang Patut Kamu Coba!

….,maka berjalanlah di segala penjurunya dan

makanlah sebahagian dari rezki-Nya…

(QS. Al-Mulk: 15)

Siapa sih yang gak tahu Pempek? Panganan yang nama aslinya ‘kelesan‘ ini dibuat dengan bahan pokok tepung sagu dan ikan air tawar seperti ikan Belida, ikan Gabus dan ikan Tenggiri. Makanan khas Palembang yang dicocol dengan kuah cuko ini memiliki banyak jenis dan keturunannya seperti pempek kapal selam, pempek lenjer besar, pempek lenjer kecil, pempek telur kecil, pempek keriting, pempek pistel, pempek adaan, pempek tahu, pempek kulit, pempek panggang/tunu, pempek lenggang, pempek otak-otak, dan pempek dos (pempek tanpa ikan) serta keturunan pempek lainnya.

 

jenis2pempek
Berbagai jenis pempek: 1. pempek pistel, 2. pempek kulit, 3. pempek tahu, 4. pempek keriting, 5. pempek lenjer kecil, 6. pempek telur kecil dan 7. pempek adaan

Menurut pantauan kuliner Jalan ala Heru, ternyata ada lagi jenis atau variasi pempek dengan nama yang cukup berani nan unik dan penasaran untuk dicoba. Apa saja nama pempek tersebut? Tarik nafas. Ngomongnya harus ala-ala pembawa acara On The Spot Trans 7 yah. Berikut 5 Pempek Anti Mainstream versi Jalan ala Heru:

  1. Pempek Api
DSC_0265
Pempek Api di Kedai Pempek Ahyong

Dari namanya pasti kalian mengira kalau pempek ini dibuat dengan cara dibakar atau dipanggang dengan api. Bukan, sejatinya pempek api adalah pempek lenjer kecil yang dibelah memanjang. Belahannya itu lalu diisi dengan saus yang terbuat dari cabe merah dengan warna merah menyala seperti api. Kalau dimakan rasa daging ikannya terasa sekali dan pedasnya itu membuat lidah kita seakan berapi-api. Dari sinilah si pembuat pempek menamakannya pempek api. Harganya 3.000 IDR per pempek. Kedai Pempek Api Ahyong dapat dijumpai di Jalan D.I. Panjaitan, seberang Kantor Pos Plaju, Plaju, Palembang.

  1. Pempek Hitam
2_pempekhitam
Pempek Hitam Kapal Selam yang penasaran untuk dicoba

Pempek yang satu ini dibuat tidak biasa. Pasalnya, adonan pempek dibuat menjadi warna hitam. Kok bisa jadi warna hitam gitu sih pempeknya? Pakai zat pewarna hitam yah? Atau adonannya dicampur tinta cumi? Tenang, warna hitam-nya pempek ternyata berasal dari campuran charcoal ke dalam adonannya. Charcoal merupakan bubuk arang yang dihasilkan dari pohon bambu. Dalam proses pembuatannya, adonan hitam dicampurkan dengan telur sebagai isinya. Pempek digoreng kemudian disajikan dengan potongan ketimun, mie kuning dengan siraman kuah cuko yang diracik dengan gula merah, air, asam jawa, garam dan sedikit cuka. Rasanya gimana? Hmm, bukan main, tidak kalah enak dengan pempek dengan warna biasa pada umumnya. Harga pempek hitam ‘kapal selam’ ini diberandol dengan harga 40.000 IDR, cukup mahal, tapi sesuai dengan kualitas dan rasanya. Pempek Shinta merupakan pioner pempek hitam pertama di Indonesia. Info pemesanan pempek hitam bisa cek instagram @pempekshinta.

  1. Pempek Kuah Model
DSC_0260
Pempek Kuah Model (PKM) yang murah-meriah, enak dan mengenyangkan

Pempek kuah model sejatinya adalah 10 jenis pempek, boleh kurang atau lebih (sesuai selera), yang diiris kecil-kecil kemudian disajikan dengan siraman kuah model beserta aksesorisnya seperti mie bihun, potongan dadu kecil ketimun dan taburan ebi. Bisa kebayangkan gimana rasanya makan berbagai jenis pempek yang ‘nyasar’ di kuah model? Yang pasti enak, kaya rasa, dan kenyang serta anti mainstream tentunya. Gimana, mau coba? Pempek Kuah Model (PKM) yang diberandol dengan harga 10.500 IDR ini dapat kita temukan di kios Pempek Dayat yang terletak di Pasar 26 Ilir, Palembang. Pasar yang terkenal sebagai surganya pempek-pempek murah-meriah, enak, dan berkualitas.

  1. Pempek Selingkuh
Pempek Selingkuh
Pempek Selingkuh yang wajib kamu coba. Pempeknya yah bukan selingkuhnya, hehehe

Ternyata pempek juga bisa selingkuh loh? Lah, kok bisa? Pempek yang sejatinya berpasangan dengan kuah atau saus cuko, kini selingkuh dengan kuah tom yam. Mie bihun atau mie kuning  yang biasanya ikut andil sebagai aksesoris pempek digantikan dengan spageti. Menu pempek anti mainstream yang ditawarkan Cinde Cafe dan Galeri Bandung ini cocok dikonsumsi bagi mereka yang tidak terlalu suka dengan rasa pedas dan asam cuko. Rasa asam yang ada dalam kuah tom yam tidak begitu kuat dan bukan berasal dari cuko. Seporsi pempek selingkuh yang berisi spageti, jamur kuping, kuah tom yam, pempek kulit, dan pempek isi ini diberandol dengan harga 25.000 IDR.

  1. Pempek Tabok
DSC_0015
Pempek Tabok di Kedai Harum. Steak tradisional ala Palembang yang menggugah selera

Tabok adalah bahasa Palembang yang artinya pukul. Pempek tabok adalah pempek yang penyajiannya sekilas mirip ditabok atau dipukul sehingga menjadi lebar dan pipih. Pempek tabok sejatinya adalah pempek kulit yang ukurannya dibuat lebih besar dari ukuran pempek kulit biasanya, dan dari bentuknya pun layaknya steak tapi rasa daging ikan. Rasanya enak, gurih, renyah dan pastinya mengenyangkan karena ukurannya yang besar. Jangan lupa taburkan ebi dan cuko ke atas pempek tabok sebelum melahapnya. Dijamin lidah kalian akan menari lincah melumat ‘steak tradisional’ ala Palembang ini. Untuk harga terbilang cukup murah, seporsi hanya 10.000 IDR. Pempek Tabok dapat ditemukan di Kedai Harum Palembang, Jl. Merdeka, Lr. Roda, No 831, 26 Ilir atau juga bisa kunjungi instagramnya di @palembangharum.

Note: Gimana dengan tulisanku kali ini? Apakah menarik? Sejatinya ini adalah tulisan pertama Jalan ala Heru dengan kategori kuliner. Sengaja penulis mencari panganan yang tidak biasa dan halal tentunya. Sila Comment, share dan hunting 5 Pempek Anti Mainstream versi Jalan ala Heru!

148 pemikiran pada “5 Pempek Anti Mainstream Yang Patut Kamu Coba!

  1. Yg bikin enak tu Cuko nya hehe tp klo pulang ke oku jarang makan pempek.. Model tu enak juga tp paling suka yg pempe kulit sama adaan..

    Suka

  2. Astagaaa, kayaknyaa Palembang nih memang negerinya Pempek hehehe, aku biasanya cuma makan yang lenjer, kering, kapal selam, udahh itu aja.. Itu pun udah syukur banget kalo bisa nemu yang rasanya pas di Malang.

    Jadi ngilerrrrrrrrr

    Suka

  3. Berhubung saya sangat suka makan dan jalan-jalan memburu makanan, ayat ke-lima belas surat al-Mulk itu bikin saya ngakak Bang ^_^

    Suka

      1. Semangaaat, semangaat, bertebaranlah coba, di bumi Lombok, dan makanlah sebahagian dari Rejeki-Nya 😀

        Suka

      1. wkwkwkwkw… sip her, diaturi ke bangko
        kapan nak main kesini?
        nak be kereta ke linggau, sambung bus jurusan medan turun di bangko (linggau-bangko sekitar 3-4 jam)

        Suka

  4. Salam kenal mas Heru, reportase Pempeknya kece dah 😀

    Pengakuan nih, pertama kali saya nyoba pempek itu jaman SD, dan “trauma” sama cukonya, sejak saat itu ga pernah nyentuh Pempek lagi sampai sekarang.

    Tapi habis baca tulisan mas Heru, kayaknya boleh deh dicoba makan Pempek lagi, memulai sejarah baru sama Pempek hihi.

    Suka

      1. Ooo…iya. Saya masih nunggu lima jam lagi soalnya. Doakan saja biar saya bisa bertahan. ☺

        Suka

      2. Amin, insyaallah suatu saat mas heru juga bisa kesini. Terima kasih, saya rindu suasana berpuasa di rumah. Karena saya orang Sumbar, saya kangen sama sate padang dan martabaknya. 😊

        Suka

    1. Salam kenal balik mbak Pink, hehehe. Iya deket banget dengan rumahku di daerah Plaju. Sebenarnya ada lagi pempek anti mainstream yakni pempek Kapal Induk. Oh ya, Pink juga orang plaju yah ternyata? Atau bukan?

      Suka

      1. sama Heru, pink juga newbie baru awal 2016 serius ngeblog dan rebranding dulu pake platform blogspot nulisnya jarang2 dan gak networking juga alhasil blognya gak maju2 dan berkembang. ada maman dan suzan juga lho blogger asal palembang

        Suka

  5. duh…baru sempat mampir ke blog ini hehehehe. Paling menarik tuh pempek hitam, gimana ya rasanya? semoga ga bikin bibir jadi hitam

    Suka

      1. hahaha, aku aslinya ga suka ikan-ikanan maupun daging-dagingan, mungkin lebih afdol makan pempek langsung dari tempat asalnya ya?

        Suka

Tinggalkan komentar