Merajut Cinta Mengurai Benci Karena Allah

Yang berhasil saya catat pada kajian islam ilmiah Palembang bersama Ustadz Ibnu Hajar Hafidzahullah di Masjid Besar Al Ra’iyah Komp DPRD Sumsel Depan Palembang Icon (Jumat Malam, 25 Oktober 2019) adalah sebagai berikut:

Screenshot_20191101-203725_1.jpeg

Judul: “Merajut Cinta Mengurai Benci Karena Allah”

Assalamualaikum Wr. Wb.

*Kalau kalian mau baik maka pelajari islam seperti para sahabat. Salah satu kebaikan sahabat yakni tidak ada orang sahabat yang tetangganya kelaparan.

Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai Abu Dzarr, jika engkau memasak masakan berkuah, maka perbanyaklah kuahnya dan perhatikanlah tetanggamu.” (HR. Muslim)

Dan juga dalam riwayat Muslim, dari Abu Dzar, dia berkata: “Sesungguhnya kekasihku berpesan kepadaku: ‘Jika engkau memasak masakan berkuah, perbanyaklah kuahnya, kemudian lihatlah anggota keluarga dari tetanggamu, maka berikanlah kepada mereka dengan baik.’

*Saling memberilah hadiah kalian kepada orang lain.

*Kata Rasulullah janganlah kalian saling hasad. Hasad adalah perasaan menginginkan kehilangan nikmat seseorang. Janganlah kalian saling membenci, apalagi membenci tanpa dasar. Boleh membenci karena allah seperti membenci kezalimannya tapi bukan dengan pribadinya.

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang dizalimi. Mereka bertanya: Wahai Rasulullah ﷺ, jelas kami faham menolong orang yang dizalimi, tapi bagaimana kami harus menolong orang yang berbuat zalim? Beliau bersabda: Pegang tangannya (hentikan ia agar tidak berbuat zalim).

*Janganlah kalian menawar barang yang sedang ditawar saudara kalian. Siapa tahu dia sangat perlu barang tersebut dan juga untuk menjaga perasaan saudara kita tersebut.

Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah seorang muslim menawar barang yang ditawar oleh muslim yang lain.” (HR Muslim, no.3886).

P_20191025_195923_vHDR_Auto-01.jpeg
Para jamaah dengan seksama mendengar ceramah Ustadz Ibnu Hajar, Hafidzhahullah

*Sebaik-baiknya iman seseorang adalah dia diam apabila tidak mengetahui perkara.

“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik dan jika tidak maka diamlah.” (HR. Bukhari no. 6018 dan Muslim no. 47).

*Allah mengangkat derajat muslimin yang disakiti orang lain, apabila kaum muslimin bersabar.

Sekuat-kuatnya tali keimanan adalah sebagai berikut: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda: “Sekuat-kuatnya tali iman itu adalah memberikan loyalitas di jalan Allah, memberikan permusuhan di jalan Allah, cinta di jalan Allah, dan marah pun di jalan Allah.” (HR Ath-Thabrani dan Al-Baghawi)

*Yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa. Orang tersebut dilihat dengan keimanannya.

*Muslim itu seperti bangunan yang satu yakni saling menutup aib, bukan membongkar aib saudara sesama muslim. Muslim itu adalah sama seperti saudara muslim yang lain, janganlah saling menghina saudaranya dengan lisan, kekuatan maupun kekuasaan.

*Seorang Muslim hendaknya berupaya menghilangkan kesulitan atau penderitaan Muslim lainnya. Bila seorang Muslim membantu Muslim lainnya dengan ikhlas, maka Allâh Azza wa Jalla akan memberikan balasan terbaik yaitu dilepaskan dari kesulitan terbesar dan terberat yaitu kesulitan pada hari Kiamat.

*Cukuplah seseorang muslimin dilabeli tercela apabila dia meremehkan saudara muslim lainnya seperti mengejek
fisiknya, bajunya, kendaraannya, dll.

P_20191025_183654_vHDR_Auto-01.jpeg
Masjid Besar Al Ra’iyah Komp DPRD Sumsel pada malam hari

Yang wajib bagi muslim adalah:
1. Membantu saudara kita yang akan menjadi rekatnya persaudaraan kita.
2. Menasehatinya dalam kebaikan.
“Seseorang di antara kalian tidaklah beriman (dengan iman sempurna) sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)
3. Menasehati saudara kita dalam kekurangannya.

*Tujuh golongan yang mendapatkan naungan Allah pada hari kiamat, salah satunya adalah dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya.

*Kita harus sabar, menahan diri, tidak membalas keburukan dengan keburukan. Mendahulukan sifat maaf dan mengampuni.

Pertanyaan dan jawaban:

1. Mohon pencerahan ustadz perihal orang yang bisa melihat alam gaib? Ada 2 golongan yang bisa melihat alam gaib yaitu orang yang kesurupan dan orang yang berhubungan dengan jin atau setan dengan syarat kongsi yang harus dipenuhi dan itu adalah kufur. Kita harus sholat 5 waktu, dzikir pagi dan sore serta melakukan amal saleh agar terhindar gangguan atau sentuhan jin dan setan.

2. Musik diharamkan, tapi bagiamana terompet sangkakala bukankah itu alat musik? Perkara gaib dan kehidupan akhirat tidak bisa dihiaskan atau dianalogikan pada masalah dunia.

*Semoga bermanfaat. Barakallah!

Wassalamualaikum, Wr. Wb.

 

 

Iklan

2 pemikiran pada “Merajut Cinta Mengurai Benci Karena Allah

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s